Seksi I proyek jalan tol Depok-Antasari kini hampir selesai pengerjaannya. Saat ini seksi yang menghubungkan Antasari hingga Brigif atau Cinere sepanjang 6,6 kilometer (km) tersebut telah rampung 95% untuk urusan pembebasan lahan.

Seksi I proyek tol Depok-Antasari hampir selesai pembangunannya. Jalan tol ini ditargetkan beroperasi pada Oktober mendatang

Proyek ini sendiri dikerjakan oleh konsorsium PT Citra Waspphutowa yang terdiri dari PT Citra Marga Nusantara Persada (CMNP) (62.5%), PT Waskita Karya (12.5%), PT Waskita Toll Road (12.5%) dan PT PP (12.5%).

“Yang saat ini sudah dikerjakan adalah Seksi I Antasari-Brigif/Cinere 6,6 kilometer. Pembebasan tanahnya sudah 95%,” kata Sekretaris Perusahaan PT PP Nugrogoho Nunus Agung kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Dengan pembebasan lahan yang sudah mencapai 95%, seksi I jalan tol ini ditargetkan beroperasi pada Oktober 2017 mendatang.

Kepala Biro Pengendalian Operasi dan Bisnis PT PP, Fatchul Birri mengatakan, pengoperasian tol ini juga telah masuk ke dalam belanja modal 2017.

“Mustinya Antasari 2017 ini bisa beroperasi. Meski masih ada permasalahan di pembebasan lahan di ruas yang dekat Depok. Itu masih butuh effort. Tapi ini sudah direncanakan tahun ini harus selesai, sudah ada di capex kita, 2017 harus selesai,” ungkapnya dihubungi secara terpisah.

Sebagai informasi, kontraktor pelaksana pembangunan seksi I jalan tol ini adalah Kerja Sama Operasi (KSO) PT Hutama Karya yang bertanggung jawab membangun simpang susun penghubung jalan Tol Depok-Antasari dengan Tol Lingkar Luar Selatan di persimpangan depan sekolah High Scoop.

Sedangkan Waskita Karya yang bertanggung jawab membangun jalan tol layang di atas kawasan Andara, Pondok Labu, dan PT Pembangunan Perumahan (PP) yang bertanggung jawab membangun ruas jalan tol dari kawasan Andara hingga Brigif/Cinere

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, mulai 23 September sampai Desember 2017, lalu lintas dari Jalan Pangeran Antasari menuju Lebak Bulus yang semula melalui kolong di bawah jalan Tol JORR dialihkan belok kiri melalui jalan alternatif di sisi timur, kemudian berputar di u-turn Simpang Cilandak.

“Jalan Pangeran Antasari sisi timur yang mengarah ke Lebak Bulus ditutup untuk pekerjaan tiang jembatan baru sisi utara,” kata Andri, dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/9/2017).

Seksi II, yang membentang dari Jalan Raya Bogor hingga Kukusan, Beji, Depok, terus dikebut.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, untuk ruas Seksi II A antara Cisalak sampai Margonda, saat ini progres pembebasan tanahnya sudah mencapai 97,65 persen.

“Sedangkan proses pengerjaan fisiknya 71,5 persen,” kata Herry saat dihubungi KompasProperti, Jumat (5/5/2017).

Sedangkan, untuk ruas Seksi II B yang membentang antara Margonda hingga Kukusan, progres pembebasan lahan telah mencapai 91 persen. Ada pun untuk pengerjaan fisiknya telah mencapai 65,7 persen.

 

Untuk Seksi III Kukusan-Cinangka,

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna menjelaskan tanahnya baru 2,79 persen. Konstruski belum mulai, nah ini yang kita percepat,” ujarnya.

Jalan Tol Cijago yang membentang dari Cimanggis hingga Cinere sepanjang 14,6 kilometer merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II sepanjang lebih dari 110 kilometer yang melingkar dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga Tanjung Priok.

Kepala BPN Kota Depok Almaini mengatakan target pembebasan lahan Jalan Tol Cijago rampung pada Mei 2017.

Namun anggarannya sampai sekarang belum tersedia di Kementerian Pekerjaan Umum. “Akan segera diusulkan secepatnya oleh PPK (pejabat pembuat komitmen),” kata Almaini, Senin, 23 Januari 2017.

Ia mengungkapkan, total pembebasan lahan Jalan Tol Cijago sudah mencapai 64,06 persen dari luas 136,36 hektare dengan jumlah 4.020 bidang. Adapun total bidang yang telah dibebaskan mencapai 2.630 bidang pada seksi I-III pembangunan Jalan Tol Cijago. “Seksi I sudah selesai. Seksi II sisa 91 bidang,” ujarnya.

Bagi warga yang tidak mau menerima hasil penghitungan appraisal, pihaknya bakal menitipkan duit ganti rugi ke pengadilan atau dikonsinyasikan. “Selama ini memang kendalanya anggaran tidak tersedia,” ucapnya. “Yang tidak menerima akan diproses seusai ketentuan yang berlaku.”

Ia menambahkan, transparansi mengenai harga berada di tim appraisal. BPN dan Kementerian PU sudah tidak bisa ikut campur dalam penentuan harga karena undang-undangnya mengatur seperti itu.

Sumber :

  1. detik.com
  2. megapolitankompas.com
  3. properti.kompas.com
  4. metro.tempo.com